Museum Bank Mandiri
Sejarah museum
Berdiri tanggal 2 Oktober 1998. Museum yang menempati area seluas 10.039 m2 ini pada awalnya adalah gedung Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) atau Factorji Batavia yang merupakan perusahaan dagang milik Belanda yang kemudian berkembang menjadi perusahaan di bidang perbankan.
Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) dinasionalisasi pada tahun 1960 menjadi salah satu gedung kantor Bank Koperasi Tani & Nelayan (BKTN) Urusan Ekspor Impor. Kemudian bersamaan dengan lahirnya Bank Ekspor Impor Indonesia (BankExim) pada 31 Desember 1968, gedung tersebut pun beralih menjadi kantor pusat Bank Export import (Bank Exim), hingga akhirnya legal merger Bank Exim bersama Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) ke dalam Bank Mandiri (1999), maka gedung tersebut pun menjadi asset Bank Mandiri.
Berangkat dari rangkaian sejarah bank-bank pendahulu maupun bank-bank merger yang melebur menjadi PT Bank Mandiri, maka diperlukan upaya untuk menjaga agar rangkaian sejarah tersebut tidak terputus dan terlupakan begitu saja. Hal ini dilakukan dengan cara mengabadikan koleksi perkembangan sejarah Bank Mandiri secara utuh.
Diharapkan, paparan sejarah tersebut akan bermanfaat, tidak saja untuk mengenang kembali nilai-nilai historis yang terkandung di dalamnya, tetapi juga sebagai pemicu kemajuan dunia perbankan nasional pada umumnya.
Gagasan tersebut di atas menjadi pertimbangan Manajemen Bank Mandiri dalam merencanakan sebuah museum yang menyajikan sejarah perkembangan terbentuknya Bank Mandiri. Lokasi yang diperuntukan sebagai museum adalah aset gedung di Jalan Lapangan Stasiun Nomor 1 Jakarta-Kota, yang juga merupakan Bangunan Cagar Budaya berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta No. 475 tahun 1993.
Visi yang diemban oleh Museum Bank Mandiri adalah menjadi museum perbankan yang berstandar internasional yang informatif, inspiratif, dan bermanfaat bagi masyarakat. Adapun misinya adalah mengembangkan Museum Bank Mandiri sebagai pusat dokumentasi sejarah Bank, sebagai sarana kultural-edukatif dan rekreatif bagi masyarakat, pengelolaan museum dengan manajemen profesional, turut berpartisipasi dalam revitalisasi bangunan bersejarah di kawasan “Kota Tua Jakarta” sebagai tempat tujuan wisata, serta menjalin kerja sama dengan semua pihak dalam rangka pengembangan museum.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Propinsi DKI Jakarta No. 237 tahun 2005, tanggal 19 Desember 2005 Gedung Museum Bank Mandiri mendapatkan penghargaan ”Sadar Pelestarian Bangunan Cagar Budaya tahun 2005” di wilayah DKI Jakarta.
Sejarah Gedung
Museum Bank Mandiri yang terletak di Jalan Lapangan Stasiun Nomor 1 (Stationsplein 1 – Binnen Niuewpoortstraat) merupakan bangunan peninggalan masa kolonial. Dahulunya berada dalam satu taman yang menyatu dengan Stasiun Kereta Api Jakarta-Kota atau Beos (Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij).
Museum Bank Mandiri yang terletak di Jalan Lapangan Stasiun Nomor 1 (Stationsplein 1 – Binnen Niuewpoortstraat) merupakan bangunan peninggalan masa kolonial. Dahulunya berada dalam satu taman yang menyatu dengan Stasiun Kereta Api Jakarta-Kota atau Beos (Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij).
Awal sejarahnya bangunan ini merupakan Kantor Wilayah Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM) di Hindia Timur yang lebih dikenal dengan nama de Factorij Batavia.
Bangunan ini dirancang oleh arsitek NHM, J.J.J. de Bruyn bekerja sama dengan arsitek Belanda lainnya, A.P. Smits dan C. van de Linde yang keduanya bekerja pada biro arsitek Hulswit, Fermont and Ed. Cuipers.
Gedung berdiri di atas lahan seluas 10.039 M2 ini, diresmikan pada 14 Januari 1933, oleh C.J. Karel van Aalst, Presiden NHM ke-10. Pemancangan diawali dengan tiang beton bulan Juli 1929 oleh biro konstruksi NV Nedam (Nederlandse Aanneming Maatshappij).
Arsitektur gedung berlantai empat seluas 21.509 M2 ini cenderung sederhana, berbentuk simetris dengan keberadaan taman di tengah gedung, dan main entrance tepat di tengah bagian depan bangunan. Lantai dasar gedung ini dibuat lebih tinggi dari jalan raya, sehingga kesan entrance-nya terasa anggun. Lantai lobi, ruang rapat, dan ruang direksinya memakai bahan mozaik keramik bercampur kaca (glasmozaiek-tegels). Sedangkan ruangan yang lain memakai tegel ubin (vloertegels) berwarna hitam, abu-abu dan merah.
Dengan lahirnya Bank Mandiri tanggal 2 Oktober 1998 dan bergabungnya empat bank pemerintah: Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) ke dalam Bank Mandiri, maka gedung warisan sejarah ini pun beralih menjadi salah satu aset Bank Mandiri.
Lokasi Museum Bank Mandiri
Museum Bank Mandiri bisa dicapai dengan berbagai cara. Cara termudah adalah menggunakan bus Transjakarta. Museum Bank Mandiri persis berada di seberang terminal pemberhentian terakhir bus Transjakarta.
Bila menggunakan kereta api, Museum Bank Mandiri juga berseberangan lokasinya dengan Stasiun Jakarta Kota atau populer disebut Stasiun Beos.
Banyak museum di kawasan ini. Ada juga Museum Bank Indonesia, Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, Museum Keramik, dan Museum Seni Rupa. Museum-museum ini saling berdekatan letaknya. Jadi manfaatkanlah waktu Anda sebaik mungkin di kawasan ini.
Arsitektur bangunan museum
Gedung Museum Bank Mandiri (ex-Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM)) dirancang oleh 3 orang arsitek belanda yaitu J.J.J de Bruyn, A.P. Smits dan C. van de Linde. Gedung ini mulai dibangun tahun 1929 dan pada tanggal 14 Januari 1933 dibuka secara resmi Oleh C.J Karel Van Aalst, Presiden NHM ke-10. Gedung ex-NHM ini tampak kokoh dan megah dengan arsitektur Niew Zakelijk atau Art Deco Klasik
Koleksi museum
Koleksi museum terdiri dari berbagai macam koleksi yang terkait dengan aktivitas perbankan "tempo doeloe" dan perkembangannya, koleksi yang dimiliki mulai dari perlengkapan operasional bank, surat berharga, mata uang kuno (numismatik), brandkast, dan lain-lain.
Koleksi perlengkapan operasional bank "tempo doeloe" yang unik, antara lain adalah peti uang, mesin hitung uang mekanik, kalkulator, mesin pembukuan, mesin cetak, alat pres bendel, seal press, safe deposit box maupun aneka surat berharga seperti bilyet deposito, sertikat deposito, cek, obligasi, dan saham. Di samping itu, ornamen bangunan, interior dan furniture museum ini masih asli seperti ketika didirikan.
Persyaratan bagi materi koleksi museum adalah benda asli, reproduksi atau miniatur. Benda-benda ini pun harus mempunyai nilai sejarah, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan. Harus pula mencerminkan proses perkembangan lahirnya Bank Mandiri. Bahkan keberadaannya harus merupakan bukti pelaksanaan fungsi dan kegiatan bank yang mewakili suatu fenomena atau kecenderungan tertentu serta dapat diidentifikasi asal-usul, tipe/gaya, periode waktu, maupun fungsi kegunaannya sehingga dapat dijadikan suatu monumen sejarah atau diperkirakan menjadi monumen sejarah di masa depan.
Materi koleksi yang ada di Museum Bank Mandiri terdiri atas jenis perlengkapan operasional bank, surat berharga, numismatik, arsip sejarah, dan jenis koleksi lainnya seperti perlengkapan pendukung operasional bank dan bahan pustaka.
Koleksi perlengkapan operasional bank tempo dulu yang unik, antara lain:
* peti uang,
* mesin hitung uang mekanik,
* kalkulator,
* mesin pembukuan,
* mesin cetak,
* alat pres bendel,
* seal press,
* brandkast,
* safe deposit box,
* anak kunci lemari/pintu besi serta aneka surat berharga, seperti bilyet deposito, sertifikat deposito, cek, obligasi dan saham.
* mesin hitung uang mekanik,
* kalkulator,
* mesin pembukuan,
* mesin cetak,
* alat pres bendel,
* seal press,
* brandkast,
* safe deposit box,
* anak kunci lemari/pintu besi serta aneka surat berharga, seperti bilyet deposito, sertifikat deposito, cek, obligasi dan saham.
Ornamen bangunan, interior, dan furnitur asli dari gedung museum yang merupakan benda cagar budaya juga merupakan bagian dari koleksi yang perlu dilestarikan.
Adapun koleksi pendukung operasional lainnya adalah sarana promosi, komunikasi, ekspedisi dan kesekretariatan, seragam pegawai dan perlengkapannya, peralatan teknologi informasi, komponen bangunan dan miniatur gedung kantor, serta perlengkapan sekuriti dan rumah tangga lainnya.
Sesuai kurun waktunya, koleksi Museum Bank Mandiri dapat dikelompokkan berdasarkan periode bank-bank pendahulu mulai tahun 1826-1959/1960 dengan koleksi berasal dari masa NHM, Escomptobank, NIHB/NHB dan BIN, periode bank-bank bergabung tahun 1959/1960-1998 masa BBD, BDN, Bank Exim dan Bapindo, serta periode awal merger Bank Mandiri sampai dengan go public tahun 1999-2003.
Koleksi Bank mandiri
Sejalan dengan misi Bank Mandiri yang peduli akan kebutuhan masyarakat dan lingkungan, maka Bank Mandiri pun turut aktif dalam mengembangkan kebudayaan juga pariwisata yang ada di daerah Kota Tua Jakarta lewat pendirian Museum Bank Mandiri.
Gedung Museum Bank Mandiri yang berada di Jalan Lapangan Stasiun nomor 1 Jakarta-Kota berada tepat di depan Stasiun Jakarta-Kota atau Stasiun BEOS. Bangunan yang luasnya mencapai 10.039 m² ini dirancang oleh tiga arsitek Belanda yaitu J.J.J. de Bruijn, A.P. Smits dan C. van de Linde. Gedung ini mulai dibuat tahun 1929 dan diresmikan pada 14 Januari 1933 sebagai bank milik Belanda bernama Nederlandsche Handel Maatschappij.
Gedung Museum Bank Mandiri merupakan Bangunan Cagar Budaya yang perlu terus dilestarikan. Bangunan ini memiliki empat lantai seluas 21.509 m² dan memiliki gaya arsitektur Nieuw Zakkelijk atau gaya Art Deco.
Pengunjung yang datang dapat melihat berbagai macam barang yang memiliki nilai sejarah, ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan. Lantai basement museum memiliki ruang khasanah, macam-macam brandkast dan peti uang. Di lantai dasar pengunjung dapat melihat suasana ruang Kasir Cina dan operasional bank. Berlanjut ke lantai satu terdapat ruang rapat besar tempat para direktur mengambil keputusan penting dan ruangan lain yang memiliki arsitektur megah dan Indah. Di lantai dua terdapat Pusat pameran senirupa yang dapat digunakan oleh khalayak ramai.
Selain dapat melihat berbagai benda koleksi dan merasakan suasana perbankan tahun 1930-an, pengunjung juga dapat menggunakan berbagai fasilitas yang tersedia di Museum Bank Mandiri, seperti ruang audio-visual, ruang rapat, ruang auditorium, ruang pameran kesenian, mushollah, kantin, toko cinderamata, taman bermain anak-anak, perpustakaan, ATM, dan lift. Museum Bank Mandiri yang sangat nyaman dan lengkap ini cocok sekali untuk dikunjungi dan menjadi tempat wisata bagi Anda dan keluarga.
sumber :