About Me

Foto saya
Welcome to my blog everyone ♥ I'm a floccinaucinihilipilification But, there's the story began, and being real was me at all

Senin, 11 Februari 2019

KRITIK ARSITEKTUR - TUGAS 4 - Miringnya Menara Saidah


Miringnya Menara Saidah
Oleh Siti Nurjannah

Menara Saidah miring
Sumber : Pribadi
Pada tahun 2007 gedung ini resmi ditutup untuk umum karena pondasi gedung tidak tegak berdiri dan miring beberapa derajat serta dianggap membahayakan keselamatan penghuni gedung. Konstruksinya dianggap bermasalah sejak awal, namun dari pihak pemilik maupun Suku Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) tidak ada yang bersedia memberikan penjelasan. Rahmat, salah satu petugas keamanan yang pernah bekerja selama delapan tahun di gedung tersebut menuturkan pada tahun 2007 pemutusan hubungan kerja dilakukan secara sepihak, dan hingga hari ini ratusan karyawan belum memperoleh pesangon.
Sehubungan dengan miringnya bangunan tersebut, saya pun dapat merasakan apa yang dirasakan warga yang tinggal di sekitar gedung Menara Saidah itu sendiri. Hal itu membuat warga sekitar panik dengan berbagai kejadian yang tidak diinginkan, baik dari sisi konstruksi, bahkan dampak pada infrastruktur, karena gedung tersebut berpapasan langsung dengan tol Cawang di depannya.
Ada rumor mengatakan bahwa gedung tersebut akan segera dihancurkan dalam waktu dekat. Namun, sampai sekarang gedung itu hanya dikosongkan dan dibiarkan dalam keadaan tidak ada penghuni dan tanpa penjagaan / security. Hal tersebut semakin meresahkan warga sekitar, karena keadaannya yang semakin miring dan tidak aman bila warga tetap bertahan untuk tinggal di sekitarnya.
Menurut saya, alangkah lebih baik bila warga sekitar diungsikan sementara ke tempat yang lebih aman sembari mengawasi penghancuran gedung tersebut, sehingga tidak pihak yang sama-sama dirugikan. Meski akan mengeluarkan biaya yang banyak, namun setidaknya dapat meringankan kedua belah pihak.
Dan bila memang harus segera dihancurkan, alangkah lebih baiknya bila memberikan penyuluhan secara langsung kepada warga sekitar gedung yang beradius 50 – 100 m dari gedung untuk dipindahkan sementara ke tempat yang lebih aman, atau memberikan rumah tinggal sementara sebagai papan mereka, karena rumah merupakan kebutuhan primer untuk setiap penghuni keluarga.

Selasa, 29 Januari 2019

KRITIK ARSITEKTUR - TUGAS 3 - ANALISIS BANGUNAN PUBLIK


KRITIK ARSITEKTUR - ANALISIS BANGUNAN PUBLIK

(METODE KRITIK TIPIKAL)

 

Analisis Bangunan Publik Dengan Menggunakan Metode Kritik Tipikal
Kritik Tipikal/Kritik Tipical (Typical Criticism)
Definisi:
kritik Tipikal/Kritik Tipical (Typical Criticism) adalah sebuah metode kritik yang termasuk pada kritik Kritik Normatif (Normative Criticism). Kritik Tipikal yaitu metode kritik dengan membandingkan obyek yang dianalisis dengan bangunan sejenis lainnya, dalam hal ini bangunan publik.
Obyek yang dianalisis : Pasar Sentral Kota Kendari
Bangunan pembanding sejenis : Mall Mandonga Kendari
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9vqtzLfIm3tb6dxU2-eOJDHEoL9s5LGbs-v7EBEi9hqFcOII2Atn_qc2ML7vRbiXLhKpZ3yE0m-aw-Lkt7TuGqPl79vqbcuuhMAR93VnSZG1MljBVD2z70ENvl2zODm8PLfCoMVi8pCY/s1600/1d.jpg
Pasar Sentral Kota Kendari

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeip3-_KNDnZqDUJ3e6bxSPCHJ-4ZwxzXKqcH3tn_72nC6Hjt7KXeA4_iRlpnOJXI1-0G9Bgr_ouDRONwvG_yNjOtDNpw0b51aXiB7BukEPTiSGNVtgKbx0gNaKoGTtvaeMt2vwHouyd4/s1600/2d.jpg
Mall Mandonga Kendari

Pasar Sentral Kota Kendari adalah perbelanjaan yang terletak di Kecamatan Kendari Barat yang lebih dikenal dengan nama Kota Lama. Tempat ini merupakan salah satu tempat tujuan untuk berbelanja bagi penduduk yang bermukim di wilayah tersebut , seperti  Gunung Jati, Manggadua, Mata, Kampung Butung, Kendari Caddi, Kampung Salo, Soropiah, dan Toronipa,. Atau dari sebelah selatan Teluk Kendari, seperti dari Lapulu, Abeli, Talia, Anggoeya, Kambu, Andonohu, Bungkutoko, Todongggeo, Nambo, dan Sambuli. dan bahkan ada juga berdatangan dari wilayah-wilayah luar kota kendari seperti dari Wawotobi dan Tinanggea (kini kabupaten Konawe) Lapuko dan Moramo (kini Konawe Selatan), Lasolo dan Asera (kini Konawe Utara), Pulau Wawonii (kini Konawe Kepulauan), serta berasal dari wilayah pesisir pantai barat Sulawesi Tengah seperti Kolonodale, Bungku, Salabangka, dan Pulau Manui.
Mall Mandonga Kendari adalah perbelanjaan yang terletak di wilayah mandonga. Tempat ini merupakan salah satu tempat tujuan untuk berbelanja bagi penduduk yang bermukim di daerah Kelurahan Mandonga Jalan Jend. A. Yani Kota Kendari dan sekitarnya.
Dalam hal ini Mall Mandonga merupakan salah satu pasar modern pertama yang berdiri di kota kendari dan telah banyak menginspirasi bangunan publik sejenisnya, dalam hal perancangan arsitektur. Maka dari itu dengan menggunakan metode kritik tipikal akan dibandingkan kedua bangunan publik sejenis ini dengan parameter yang disediakan sehingga dapat diketahui apakah Pasar Sentral Kota Kendari sudah memenuhi standar.
Elemen Struktur :
Jenis Bahan
Pasar Sentral Kota Kendari :
            Fasad bangunan         : kaca, beton dan Alcopan
            Struktur                   : kolom dan balok beton
            Lantai                      : keramik
Mall Mandonga :
            Fasad bangunan        : kaca dan beton
            Struktur                   : kolom dan balok beton
            Lantai                      : Keramik


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkzMyAXkFyhop-bgnbsio0LXrrTkVWB_L_4SzleQqZaB9a6Qw1EHsO4R5qlNIdljJabSBNprmSbl7yBrdH4n-52sRYCI7KZETcgXWU7mcVRMejgpBIliNaazZS7pS04_GC8oJvW_drpfk/s1600/3d.jpg
Interior Pasar Sentral Kota Kendari

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4J0bDD410QxTV2j6h077rD4B6yz6B0K4eP7tulLffYkIPY9c6svQLgAyRoQF-cfa-KFbeezpofkzPlHCfzdBlIUQwnlwbHURONhjW5-l-h3kNuPrDFG7aawDJtozFFuRx-6ejnDSltdM/s1600/4d.jpg
Interior Mall Mandonga

Sistem Struktur
Pasar Sentral Kota Kendari  : kolom dan balok beton dengan pondasi tiang pancang
Mall Mandonga                  : kolom dan balok beton dengan pondasi tiang pancang

Sistem Utilitas
Pasar Sentral Kendari  : sistem utilitas terlihat baik, dan fasilitas pendukung ruangan seperti  listrik dan supply air semua berjalan dengan lancar.

Mall Mandonga: sistem utilitas terlihat baik, dan fasilitas pendukung ruangan seperti, listrik dan supply air semua berjalan dengan lancar hanya saja kebersihan dan keterawatannya jauh lebih baik dari Pasar sentral Kota kendari.

Fungsi Bangunan
Pasar Sentral Kota Kendari  : Bangunan komersial yang berfungsi sebagai tempat perbelanjaan. Oleh karena itu pasar sentral memiliki banyak kios-kios untuk disewakan. pengubahan fisik sebuah pasar berwajah Pasar Tradisional menjadi Pasar Tradisional Modern dengan tampilan arsitektur dan tata massa yang apik.
Mall Mandonga    : mempunyai fungsi yang sama dengan pasar sentral yaitu Bangunan komersial yang  berfungsi sebagai tempat perbelanjaan, dimana fungsi dan kegunaannya untuk melayani kebutuhan masyarakat dari kalangan atas maupun bawah.

Bentuk Bangunan
Pasar Sentral Kota Kendari  : Bentuk bangunan terlihat masif dan perancangannya lebih mengutamakan space untuk ruang dalam yang luas(memaksimalkan lahan untuk bangunan). pada fasad diberikan bentukan-bentukan yang unik dengan menggunakan material  yang bervariasi baik warna dan jenisnya. dalam konsep sebagai Pasar Tradisional Modern kini masih terbilang indah dalam tampilan fisik tetapi belum nyaman serta menguntungkan sebagai tempat jual beli lantaran sepi pengunjung
14175751622037964621
Bangunan arah timur Pasar Sentral Kota Kendari

Mall Mandonga    : Wujud Bangunan Mall Mandonga terbagi atas dua bangunan dimana warga di sajikan pelayanan kebutuhan sandang, pangan dan pakaian di tempat ini. Area depan pada site plan Mall Mandonga adalah pelayanan kebutuhan pakaian sedangkan area Back room adalah pelayanan kebutuhan Masyarakat Kota dalam sandang dan pangan atau yang disebut pasar basah.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzhR1gKrk6uLM7U-K_m1GGuvIhlt-WKGaPM_wH-5oVe1XOpgal-LLJYDgTWEwZpH75t2vLP6LWvCGdwwfJ-SW8HQI6mXfLHFQDFMD3NvHI4-do4DMwETvpAhyo8cBaeMcg5OjNnEt7DQk/s1600/6d.jpg
Bangunan arah timur Mall Mandonga

Kesimpulan
Dari hasil analisis dengan metode tipikal didapat hasil bahwa bangunan Pasar Sentral Kota Kendri sudah cukup memenuhi kriteria untuk menjadi bangunan publik berdasarkan cukup banyaknya hasil yang sama dari parameter yang dijadikan standar. Mall Mandonga sebagai bangunan Pasar Modern yang pertama ada di Kota Kendari telah memberikan inspirasi bagi Pasar Sentral Tradisional Modern untuk mengadopsi nilai-nilai dalam perancangan sebuah Pasar Modern.

Kantor Pos – Jalan Banda, Bandung
Kantor Pos yang terletak di Jalan Banda, Kota Bandung ini merupakan salah satu bangunan hasil modernisasi. Bangunan ini sebelumnya merupakan salah satu kantor pos yang berada di Kota Bandung. Kini bangunan inin difungsikan sebagai bangunan komersiil yaitu sebuah factory outlet yang diberi nama STAMP Factory Outlet. Bangunan yang semula mengambil konsep bangunan bergaya Belanda, kini ditambah dengan sebuah tampilan fasad bangunan yang lebih modern dengan adanya sebuah lorong di entrance dengan bentuk menyerupai huruf ‘A’ yyang merupakan logo dari Factory Outlet tersebut. Fasad terlihat modern dengan penggunaan material kaca film berwarna gelap pada atap dari tambahan fasad yang baru. Dengan adanya penambahan warna yang mencolok pada fasad baru dan beberapa bagian dari bangunan inti menjadikan bangunan Kantor Pos – Jalan Banda, Kota Bandungn ini terlihat modern namun tidak menghilangkan bentukan aslinya yang bergaya kolonial.
 
Gambar Kantor Pos di Jalan Banda – Bandung

Kantor Pos Besar – Bandung
 
Gambar Fasad Dan Sculpture Kantor Pos Besar – Bandung
Gambar diatas merupakan tampilan  fasad baru dari Kantor Pos Besar Bandung (Bandung Pos Besar Kantor) di Jalan Asia Afrika 47. Di depannya terdapat patung Universal Postal Union atau Uni Postale Universalle (UPU). Bangunan ini dicat abu-abu dan oranye yang merupakan warna PT Pos Indonesia (Indonesian Postal Company).
Kantor Pos Besar bangunan terdaftar sebagai salah satu warisan arsitektur Bandung oleh Bandung Heritage Society. Gedung ini dibangun pada tahun 1928 dan dirancang oleh arsitek J. van Gent.
 
Gambar Perubahan Tampilan Kantor Pos Besar – Bandung
Dengan adanya penambahan pagar stainless steel, sclupture dengan bentuk modern dan pengecatan dengan warna yang menyolok menjadikan bangunan ini terlihat lebih modern padahal sudah dibangun sejak tahun 1928.

Heritage dan Cascade Factory Outlet – Bandung
Sebuah bangunan dengan arsitektur art deco khas bangunan peninggalan zaman kolonial berdiri di Jl Martadinata No 63. Bangunan megah berpilar besar dengan cat warna putih ini kini menjadi salah satu factory outlet ternama di kota Bandung.
Heritage factory outlet, bangunan ini bekas gedung British Institute ini dibangun di tahun 1895-1900 dengan gaya arsitektur Belanda Klasik dengan kolom doriknya yang khas. Namun sampai saat ini arsitek yang merancang bangunan ini belum diketahui.
Bangunan ini merupakan bangunan bekas rumah dinas direktur Gouvernements Bedrijven (GB) yang sekarang disebut Gedung Sate. Selain bangunan ini antik, langka, dan indah juga merupakan satu-satunya bangunan yang memiliki gaya arsitektur klasik yang masih utuh. Pilar ioniknya yang anggun menjadi ciri khas yang memperlihatkan nilai arsitektur yang tinggi.
Bangunan Heritage Factory Outlet satu dari bangunan cagar budaya yang dilindungi dan dilestarikan keberadaannya di kota Bandung. Di dalam bangunan Heritage sendiri memiliki jalur yang menghubungkan Heritage dengan FO yang berada di sebelahnya, Cascade yang memiliki konsep arsitektur bergaya modern.
 
Gambar Cascade Factory Outlet, Bandung 

Gambar Heritage Factory Outlet
Penambahan awning bergaya modern pada sisi bangunan menjadikan bangunan bersejarah ini lebih modern namun tidak menghilangkan kesan kolonial yang ada pada bangunan.
Heritage dan Cascade Factory Outlet merupakan contoh dari bangunan kuno yang mengalami modernisasi dengan menambahkan bangunan modern di sampingnya.

KESIMPULAN
Dari pemaparan di atas dapat kita ketahui bahwa bangunan publik di Kota Bandung memliki nilai sejarah yang sangat tinggi dan perlu dilestarikan. Ada pun proses modernisasi yang ada ditujukan untuk dapat lebih berbaur dengan bangunan modern di sekitarnya namun tanpa menghilangkan bentuk aslinya.
Pengalaman yang dapat kita rasakan saat berada di dalam bangunan tersebut adalah suasana yang membawa kita kembali ke masa-masa penjajahan (kolonial) yang bergaya Belanda. Penggunaan pilar-pilar yang besar dan kokoh pada fasad maupun interior bangunan.
Maka dari itu perlu kita lestarikan bangunan-bangunan yang memiliki nilai sejarah untuk mengingatkan kita akan perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Bangunan modern akan terus berkembang, namun bangunan lama pun harus tetap dilestarikan.
  
SUMBER :
https://www.academia.edu/12268759/Kritik_arsitektur_-_analisis_bangunan_publik
https://winnerfirmansyah.wordpress.com/category/kritik-arsitektur/



KRITIK ARSITEKTUR - TUGAS 2 - MACAM-MACAM KRITIK ARSITEKTUR

B. KRITIK NORMATIF
 Kritik normatif adalah mengkritisi sesuatu baik abstrak maupun konkrit sesuai dengan norma,aturan,ketentuan yang ada.
Hakikat kritik normatif:
 Adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola, standard atau sandaran sebagai sebuah prinsip.
  1. Melalui suatu prinsip, keberhasilan kualitas lingkungan buatan dapat dinilai
  2. Suatu norma tidak saja berupa standard fisik yang dapat dikuantifikasi tetapi juga non fisik yang kualitatif.
  3. Norma juga berupa sesuatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi.
Kritik normatif perlu dibedakan dalam 4 metode, antara lain:
  1. Metoda Doktrin ( satu norma yang bersifat general, pernyataan prinsip yang tak terukur)
  2. Metoda Sistemik ( suatu norma penyusunan elemen-elemen yang saling berkaitan untuk satu tujuan)
  3. Metoda Tipikal ( suatu norma yang didasarkan pada model yang digeneralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik)
  4. Metoda Terukur ( sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif)
C.KRITIK TYPICAL
 Kritik Tipikal/Kritik Tipical (Typical Criticism) adalah sebuah metode kritik yang termasuk pada kritik Kritik Normatif (Normative Criticism). Kritik Tipikal yaitu metode kritik dengan membandingkan obyek yang dianalisis dengan bangunan sejenis lainnya, dalam hal ini bangunan public
Adapun elemen dalam kritik typical, antara lain:
  1. Structural (Struktur)
Tipe ini didasarkan atas penilaian terhadap lingkungan berkait dengan penggunaan material dan pola yang sama.
  • Jenis bahan
  • Sistem struktur
  • Sistem Utilitas dan sebagainya.
     2. Function (Fungsi)
Hal ini didasarkan pada pembandingan lingkungan yang didesain untuk aktifitas yang sama. Misalnya sekolah akan dievaluasi dengan keberadaan sekolah lain yang sama.
  • Kebutuhan pada ruang kelas
  • Kebutuhan auditorium
  • Kebutuhan ruang terbuka dsb.
     3. Form ( Bentuk )
Diasumsikan bahwa ada tipe bentuk-bentuk yang eksestensial dan memungkinkan untuk dapat dianggap memadai bagi fungsi yang sama pada bangunan lain. Penilaian secara kritis dapat difocuskan pada cara bagaimana bentuk itu dimodifikasi dan dikembangkan variasinya, Sebagai contoh bagaimana Pantheon telah memberi inspirasi bagi bentuk-bentuk bangunan yang monumental pada masa berikutnya.
Keuntungan Kritik Typical
  1. Desain dapat lebih efisien dan dapat menggantungkan pada tipe tertentu.
  2. Tidak perlu mencari lagi panduan setiap mendesain
  3. Tidak perlu menentukan pilihan-pilihan visi baru lagi.
  4. Dapat mengidentifikasi secara spesifik setiap kasus yang sama
  5. Tidak memerlukan upaya yang membutuhkan konteks lain.
Kerugian Kritik Typical
  1. Desain hanya didasarkan pada solusi yang minimal
  2. Sangat bergantung pada tipe yang sangat standard
  3. Memiliki ketergantungan yang kuat pada satu type
  4. Tidak memeiliki pemikiran yang segar
  5. Sekadar memproduksi ulang satu pemecahan
D. KRITIK IMPRESIONIS
 Metode ini cenderung selalu berubah mengikuti perkembangan jaman dimana kritik-kritik yang ada umumnya cenderung mengambil suatu hal positif dari satu bangunan dan menerapkannya pada bangunan lain sebagai salah satu cara bereksplorasi
Kritik impresionistik dapat berbentuk :
  1. Caligramme : Paduan kata membentuk silhouette
4
  1. Verbal Discourse : Narasi verbal puisi atau prosa
  2. Painting : Lukisan
  3. Photo image : Imagi foto
  4. Modification of Building : Modifikasi bangunan
  5. Cartoon : Fokus pada bagian bangunan sebagai lelucon
Keuntungan Kritik Impresionis
  • Membuat imajinasi tentang bangunan menjadi lebih bermakna
  • Merangsang orang untuk melihat lebih dalam ke arah makna dan arti bangunan
  • Membuat orang untuk melihat karya seni lebih teliti
  • Mampu meyederhanakan suatu analisis objek yang tadinya terasa kompleks•
  • Membuat lingkungan lebih mudah dikenali
Kerugian Kritik Impreionis
  • Kritik seolah tidak berkait dengan arsitektur
  • Interpretasi menjadi lebih luas dan masuk dalam wilayah bidang ilmu lain
  • Pesan perbaikan dalam arsitektur tidak tampak secara langsung
  • Menghasikan satu interpretasi yang bias tentang hakikat arsitektur.
E.KRITIK INTERPRETIF
 Kritik Interpretif (Interpretive Criticism) yang berarti adalah sebuah kritik yang menafsirkan namun tidak menilai secara judgemental, Kritikus pada jenis ini dipandang sebagai pengamat yang professional. Bentuk kritik cenderung subyektif dan bersifat mempengaruhi pandangan orang lain agar sejalan dengan pandangan kritikus tersebut. Dalam penyajiannya menampilkan sesuatu yang baru atau memandang sesuatu bangunan dari sudut pandang lain.kritik interpretatif ada 3 yaitu :
  1. Kritik Evokatif (Evocative) (Kritik yang membangkitkan rasa)
Menggugah pemahaman intelektual atas makna yang dikandung pada suatu bangunan. Sehingga kritik ini tidak mengungkap suatu objek itu benar atau salah melainkan pengungkapan pengalaman perasaan akan ruang. Metode ini bisa disampaikan dalam bentuk naratif (tulisan) dan fotografis (gambar).
  1. Kritik Advokatif (Advocatory) (Kritik yang membela, memposisikan diri seolah-olah kita adalah arsitek tersebut.)
Kritik dalam bentuk penghakiman dan mencoba mengarahkan pada suatu topik yang dipandang perlu. Namun bertentangan dalam hal itu kritikus juga membantu melihat manfaat yang telah dihasilkan oleh arsitek sehingga dapat membalikkan dari objek bangunan yang sangat menjemukan menjadi bangunan yang mempersona.
  1. Kritik Impresionis (Imppressionis Criticism) (Kritik dipakai sebagai alat untuk melahirkan karya seni baru).
Kritik ini menggunakan karya seni atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya seninya.1.
Kritik impresionis dapat berbentuk :
  • Verbal discourse (narasi verbal puisi atau prosa).
  • Caligramme (paduan kata)
  • Painting (lukisan)
  • Photo image (imagi foto)
  • Modification of building (Modifikasi bangunan)
  • Cartoon (menampilakan gambar bangunan dengan cara yang lebih menyenangkan).
F. KRITIK TERUKUR
 Kritik terukur menyatakan satu penggunaan bilangan atau angka hasil berbagai macam observasi sebagai cara menganalisa bangunan melalui hukum-hukum matematika tertentu. Norma yang terukur digunakan untuk memberi arah yang lebih kuantitatif. Hal ini merupakan satu bentuk analogi dari ilmu pengetahuan alam yang diformulasikan untuk tujuan kendali rancangan arsitektural.
  • Pengolahan melalui statistik atau teknik lain secara matematis dapat mengungkapkan informasi baru tentang objek yang terukur dan wawasan tertentu dalam studi arsitektur.
  • Perbedaan dari kritik normatif yang lain adalah terletak pada metode yang digunakan yang berupa standardisasi desain yang sangat kuantitatif dan terukur secara amtematis.
  • Bilangan atau standard pengukuran secara khusus memberi norma bagaimana bangunan diperkirakan pelaksanaannya.
  • Standardisasi pengukuran dalam desain bangunan dapat berupa :
  1. Ukuran batas minimum atau maksimum
  2. Ukuran batas rata-rata (avarage)
  3. Kondisi-kondisi yang dikehendaki
Sumber :
https://ismailharly.wordpress.com/2015/11/16/kritik-arsitektur/

KRITIK ARSITEKTUR - TUGAS 1 - Penjelasan Kritik Arsitektur

METODE KRITIK NORMATIF
Dalam kritik normatif ini, kritikus mempunyai pemahaman yang diyakini dan kemudian  menjadikan norma sebagai tolak ukur, karena kritik normatif merupakan salah satu cara mengkritisi berdasarkan prinsip tertentu yang diyakini menjadi suatu pola atau standar, dengan input dan output berupa penilaian kualitatif maupun kuantitatif.
Hakikat kritik normatif adalah adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola, standard atau sandaran sebagai sebuah prinsip.
  • Melalui suatu prinsip, keberhasilan kualitas lingkungan buatan dapat dinilai
  • Suatu norma tidak saja berupa standard fisik yang dapat dikuantifikasi tetapi juga non fisik yang kualitatif.
  • Norma juga berupa sesuatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi.
Kritik normatif terbagi dalam 4 metode, yaitu :
  1. METODA DOKTRIN ( satu norma yang bersifat general, pernyataan prinsip yang tak terukur)
Doktrin sebagai dasar dalam pengambilan keputusan desain arsitektur yang berangkat dari keterpesonaan dalam sejarah arsitektur.
  • Sejarah arsitektur dapat meliputi : Nilai estetika, etika, ideologi dan seluruh aspek budaya yang melekat dalam pandangan masyarakat.
  • Melalui sejarah, kita mengenal :
Form Follow Function – Function Follow Form
Form Follow Culture – Form Follow World View
Less is More – Less is Bore
Big is beauty – Small is beauty
Buildings should be what they wants to be
Building should express : Structure, Function, Aspiration, Construction Methods, Regional Climate and Material
Ornament is Crime – Ornament makes a sense of place, genius loci or extence of architecture.
  • Doktrin bersifat tunggal dalam titik pandangnya dan biasanya mengacu pada satu ‘ISME’ yang dianggap paling baik.
Keuntungan Metode Kritik Doktrinal
Dapat menjadi guideline tunggal sehingga terlepas dari pemahaman yang samar dalam arsitekturDapat memberi arah yang lebih jelas dalam pengambilan keputusan
  • Dapat memberikan daya yang kuat dalam menginterpretasi ruang
  • Dengan doktrin perancang merasa bergerak dalam nilai moralitas yang benar
  • Memberikan kepastian dalam arsitektur yang ambigu
  • Memperkaya penafsiran
Kerugian Metode Kritik Doktrinal
  • Mendorong segala sesuatunya tampak mudah
    • Mengarahkan penilaian menjadi lebih sederhana
    •   Menganggap kebenaran dalam lingkup yang tunggal
    •   Meletakkan kebenaran lebih kepada pertimbangan secara individual
    •   Memandang arsitektur secara partial
    •   Memungkinkan tumbuhnya pemikiran dengan kebenaran yang “absolut”
    •   Memperlebar tingkat konflik dalam wacana teoritik arsitektur.


  1. METODE TIPIKAL
Kritik Tipikal/Kritik Tipical (Typical Criticism) adalah sebuah metode kritik yang termasuk pada kritik Kritik Normatif (Normative Criticism). Kritik Tipikal yaitu metode kritik dengan membandingkan obyek yang dianalisis dengan bangunan sejenis lainnya, dalam hal ini bangunan publik.
  • Studi tipe bangunan saat ini telah menjadi pusat perhatian para sejarawan arsitektur. Hal ini dapat dipahami karena desain akan menjadi lebih mudah dengan mendasarkannya pada type yang telah standard, bukan pada innovative originals (keaslian inovasi).
  • Studi tipe bangunan lebih didasarkan pada kualitas, utilitas dan ekonomi dalam lingkungan yang telah terstandarisasi dan  kesemuanya dapat terangkum dalam satu typologi
  • Metode Tipikal, yaitu suatu pendekatan yang mempunyai uraian urutan secara tersusun. Contoh. Bangunan sekolah, tipe yang ada ialah seperti ruang kelas, ruang guru,ruang kepala sekolah, ruang kesenian,  lab, perpustakaan, kantin, gudang, toilet.

  1. METODE TERUKUR
Kesuksesan bangunan dipandang dari segi standardisasi ukurannya secara teknis :
  1.    Stabilitas Struktur
  •   Daya tahan terhadap beban struktur
  •   Daya tahan terhadap benturan
  •   Daya dukung terhadap beban yang melekat terhadap bahan
  •   Ketepatan instalasi elemen-elemen yang di luar sistem
  1.    Ketahanan Permukaan Secara Fisik
  •   Ketahanan permukaan
  •   Daya tahan terhadap gores dan coretan
  •   Daya serap dan penyempurnaan air
2.   Kepuasan Penampilan dan Pemeliharaan
  •     Kebersihan dan ketahanan terhadap noda
  •     Timbunan debu
  •  Bangunan tidak saja bertujuan untuk menghasilkan lingkungan yang dapat berfungsi dengan baik tetapi juga lebih kepada dampak bangunan terhadap individu dan Kognisi mental yang diterima oleh setiap orang terhadap kualitas bentuk fisik bangunan. Behaviour Follow Form
  •    Lozar (1974), Measurement Techniques Towards a Measurement Technology in Carson, Daniel,(ed) “Man- Environment Interaction-5” Environmental Design Research Association, menganjurkan sistem klasifikasi ragam elemen perilaku dalam tiga kategori yang relevan untuk dapat memandang kritik sebagai respon yang dituju :
Persepsi Visual Lingkungan Fisik
  •   Menunjuk pada persepsi visual aspek-aspek bentuk bangunan. Bahwa bentuk-bentuk visual tertentu akan berimplikasi pada kategori-kategori penggunaan tertentu.
Sikap umum terhadap aspek lingkungan fisik
  •   Hal ini mengarah pada persetujuan atau penolakan rasa seseorang terhadap berbagai ragam objek atau situasi.
  •    Hal ini dapat dipandang sebagai dasar untuk mengevaluasi variasi penerimaan atau penolakan lingkungan lain terhadap keberadaan bangunan yang baru.
Perilaku yang secara jelas dapat diobservasi secara langsung dari perilaku manusia.
  •   Dalam skala luas definisi ini berdampak pada terbentuknya pola-pola tertentu (pattern) seperti : Pola pergerakan, jalur-jalur sirkulasi, kelompok-kelompok sosial dsb.
  •   Dalam skala kecil menunjuk pada faktor-faktor manusia terhadap keberadaan furniture, mesin atau penutup permukaan.
  •   Teknik pengukuran dalam evaluasi perilaku melalui survey instrumen-instrumen tentang sikap, mekanisme simulasi, teknik interview, observasi instrumen, observasi langsung, observasi rangsangan sensor.

  1.  METODE SISTEMIK
  • Menggantungkan pada hanya satu prinsip akan mudah diserang sebagai : menyederhanakan (simplistic), tidak mencukupi (inadequate) atau kadaluarsa (out of dated )
  • Alternatifnya adalah bahwa ada jalinan prinsip dan faktor yang dapat dibangun sebagai satu system untuk dapat menegaskan rona bangunan dan kota.
Kritik sistematik dikembangkan dari satu analisis :
  • Bahwa Problem arsitek adalah membangun sistem dalam kategori-kategori formal yang tidak memungkinkan kita untuk melukiskannya dan membandingkannya dalam struktur yang formal. Ketika kita mengatakan bahwa analisis formal mengandung indikasi elements and relations.
  • Elements (bagian bentuk arsitektur ), bermakna bahwa kita harus memperlakukan objek sebagai dimensi kesebandingan.
Melahirkan konsep  :
  • Mass (massa),  Bentuk wujud tiga dimensi yang terpisah dari lingkungan
  • Space (ruang), Volume batas-batas permukaan di sekeliling massa
  • Surface (permukaan), batas massa dan ruang
  • Relations , bahwa kita menterjemahkan saling keterhubungan ini diantara dimensi-dimensi
  • Capacity of the structure, kelayakan untuk mendukung tugas bangunan
  • Valuable, nilai yang dikandung yang mengantarkan kepada rasa manusia untuk mengalami ruang.

Kritik Arsitektur Deskriptif
Kritik Arsitektur Deskriptif bersifat tidak menilai, tidak menafsirkan, atau semata – mata membantu orang melihat apa yang sesungguhnya ada. Kritik ini berusaha mecirikan fakta – fakta yang menyangkut sesuatu lingkungan tertentu.
- Dibanding metode kritik lain metode kritik deskriptif tampak lebih nyata (faktual) Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota.
- Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan.
- Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya.
- Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.


Kritik Arsitektur Deskriptif terdiri dari 3 metode yaitu :
1. Kritik Depiktif / Depictive Criticism (Gambaran bangunan)
     Depictive kritik tidak dapat disebut kritik sepenuhnya karena tidak menggunakan pertanyaan baik atau buruk. Kritik ini focus pada bagian bentuk, material, serta teksture. Depictictive kritik pada sebuah bangunan jarang digunakan karena tidak menciptakan sesuatu yang controversial, dan dikarenakan cara membawakan verbal mengenai fenomena fisik jarang provocative atau seductive to menahan keinginan pembaca untuk tetap memperhatikan. Fotografi paling sering digunakan ketika ketelitian dalam penggambaran bahan bangunan diinginkan.
2. Kritik Biografis / Biographical Criticism (Riwayat Hidup)
     Kritik yang hanya mencurahkan perhatiannya pada sang artist (penciptanya), khususnya aktifitas yang telah dilakukannya. Memahami dengan logis perkembangan sang artis sangat diperlukan untuk memisahkan perhatian kita terhadap intensitasnya pada karya - karyanya secara spesifik.
3. Kritik Kontekstual Contextual Criticism (Persitiwa)
    Untuk memberikan lebih ketelitian untuk lebih mengerti suatu bangunan, diperlukan beragam informasi dekriptif, informasi seperti aspek-aspek tentang sosial, political, dan ekonomi konteks bangunan yang telah didesain.  kebanyakan kritikus tidak mengetahui rahasia informasi mengenai faktor yang mempengaruhi proses desain kecuali mereka pribadi terlibat. Dalam kasus lain, ketika kritikus memiliki beberapa akses ke informasi, mereka tidak mampu untuk menerbitkannya karena takut tindakan hukum terhadap mereka. Tetapi informasi yang tidak controversial tentang konteks suatu desain suatu bangunan terkadang tersedia.
 

Contoh Kritik Arsitektur Deskriptif :



Stadion Maguwoharjo (Maguwoharjo International Stadium) merupakan salah satu stadion yang terletak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tepatnya di Kabupaten Sleman.  Stadion dengan konsep stadion modern telah berdiri di daerah dengan lahan kurang lebih 24,98 Ha.
            Stadion Maguwoharjo mulai dibangun pada tahun 2005 dan sempat mengalami pembenahan pada tahun 2007 akibat bencana gempa bumi yang melanda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terjadi pada 27 Mei 2006. Stadion ini semoat digunakan sebagai tempat pengungsian pada saat bencana meletusnya Gunung Merapi.
Pembangunan Stadion Maguwoharjo menelan dana kurang lebih sekitar Rp. 100 Milliar, stadion ini juga sering disebut sebagai San Siro nya Indonesia karena bentuk stadionnya yang mirip dengan Stadion San Siro di Italia. Seluruh bangunan stadion ini di cat dengan warna biru.
Fungsi utama dibangunnya Stadion Maguwoharjo adalah sebagai sarana prasarana olahraga. Olahraga yang dapat dilakukan di stadion Maguwoharjo adalah sepakbola dengan menggunakan sektor utama yaitu lapangan rumput, olahraga sepatu roda dengan menggunakan area parkir timur stadion. Olahraga otomotif seperti dragbike dan dragrace dilakukan di area parkir barat.
Bangunan Stadion Maguwoharjo ini 4 sisi tribun dengan kapasitas 40000 ribu, terdiri dari Tribun Kuning dibagian Selatan dengan kapasitas 10000 ribu orang, Tribun Hijau dibagian Utara dengan kapasitas 10000 ribu, Tribun Merah dibagian Timur dengan kapasitas 10000 ribu, dan Tribun Biru dibagian Barat dengan kapasitas 10000 ribu, di Tribun Biru juga terdapat tribun khusus VVIP/VIP.
Pada bagian sayap utara dan sayap selatan stadion terdiri dari 3 lantai, sedangkan pada sayap barat terdiri dari 5 lantai dan pada sayap timur terdiri dari 4 lantai. Di dalam stadion maguwoharjo tepatnya di bawah tribun VIP lantai dua terdapat delapan kamar ukuran besar yang difungsikan sebagai mess para pemain. Bagian sayap timur stadion tepatnya di lantai 1 digunakan sebagai kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Stadion Maguwoharjo, dan pada bagian sayap barat tepatnya di lantai 1 digunakan sebagai Kantor PT. PSS (Klub yang ber homebase di stadion maguwoharjo).
 


       Seluruh Tribun di Stadion Maguwoharjo menggunakan material Beton dan belum menggunakan system tempat duduk single seat. Pada pintu masuk menuju tribun menggunakan pintu gerbang dengan material Besi begitu juga pagar pembatas antar tribun yang juga menggunakan material Besi. Stadion Maguwoharjo ini menggunakan jenis Rumput Zoysia Matrelia Linmer yang didatangkan langsung dari Italia. Rumput jenis ini memiliki keunggulan diantaranya tidak mudah terlepas, memiliki daun yang tumbuh rapat dan tebal sehingga meminimalisasi cidera pemain saat jatuh, pertumbuhannya sangat cepat dan rumput tersebut bisa di gulung. Seperti halnya stadion - stadion modern lain di Eropa terutama di Inggris stadion ini tidak memiliki lintasan atletik sehingga penonton akan lebih nyaman dalam menyaksikan pertandingan.


Stadion Maguwoharjo dominan dengan warna biru ini mempunyai ciri khas yaitu menara yang terletak di empat penjuru stadion yang difungsikan sebagai jalan untuk memasuki area tribun. Kolom dan Menara tersebut menggunakan material Beton dengan finishing cat warna biru.
Pada bagian lantai koridor tribun menggunakan material Keramik berwarna abu – abu dan putih dengan ukuran 30 cm x 30 cm. Penerangan di dalam stadion ini terletak pada atap Tribun Merah dan Tribun Biru yang menggunakan standar FIFA yaitu 1200 lux.

Sumber :
http://adhityaaap.blogspot.com/2017/10/kritik-arsitektur.html
https://monicaaviandhita.wordpress.com/2017/01/18/tugas-kritik-arsitektur/
https://ismailharly.wordpress.com/2015/11/16/kritik-arsitektur/